Haii... Aku Pak.Cletuk !!

Hallo Masyarakat Indonesia.. Kita masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang hebat. Dari negeri Indonesia yang "HEBAT" buktinya.. Kita menganut dasar PANCASILA, Negara yang DEMOKRASI, Jalur Perdagangan yang sangat BERPOTENSI, serta memiliki kekayaan alam yang membuat decak kagum masyarakat dunia lain.
"Tapi" sayangnya banyak sekali yang menggunakan Hal-hal tersebut dengan salah di tangan yang salah.

Blog Celetuk Politik Indonesia, hanya ingin mendengarkan dan berbicara dari hati, kepada masyarakat lain serta pemerintah agar kami dapat dan bisa berkomunikasi dua arah dengan baik.

Sabtu, 20 Desember 2014

'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'??




TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Lalu Mara mengatakan keluarga Aburizal tidak bersalah soal kekurangan bayar korban lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Dia mengklaim keluarga Aburizal telah mengeluarkan dana lebih besar dari yang seharusnya, yakni lebih dari Rp 8 triliun.

"Meski mereka tidak salah, tidak punya kepemilikan secara langsung, tapi mereka tetap bantu," kata dia dalam pesan singkat yang diterima Tempo, Ahad, 21 Desember 2014.

Politikus Golkar itu menegaskan keputusan Mahkamah Agung pun menyatakan perusahaan Bakrie tidak bersalah. Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan kasus Lapindo sebagai bencana nasional.

Lalu Mara menjelaskan saham keluarga Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, di PT Energi Mega Persada Tbk hanya sekitar 30 persen dari. Sedangkan, kata dia, PT Energi sendiri mempunyai saham sekitar 50 persen di PT Minarak Lapindo. Sisanya, PT Medco E&P Brantas mempunyai saham 32 persen dan saham PT Santos 18 persen di Minarak Lapindo.

"Untung ibu Bakrie (almarhumah) meminta anak-anakanya untuk membantu dengan membeli aset masyarakat di peta terdampak," ujarnya.

Sebelumnya, PT Minarak Lapindo menyatakan tak bisa lagi melunasi pembayaran sebesar Rp 781 miliar. Satu-satunya jalan keluar yang ditemukan, pemerintah menalangi sementara dengan jaminan aset Lapindo. Oleh sebab itu, pemerintah akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2015 untuk membayar ke 20 persen rakyat di area terdampak.

Perjanjiannya, pemerintah turut menyita 80 persen tanaha area terdampak yang sudah dibeli Lapindo sebagai ganti rugi.

"Apa kamu pikir kalau Lapindo bersalah, presiden Joko Widodo mau (mengambil alih pembayaran), pasti tidak! Pemerintah tahu Bakrie tidak bersalah, makanya lakukan ini," katanya.


 Pak Bakrie ini memang bisa di golongkan sebagai "PENJAHAT". Banyak melakukan kebohongan, tindakan licik, dan merugikan banyak orang. Awal mulanya gara-gara perusahaan si Penjahat melakukan pengoboran minyak, tetapi "Safety Seal" yang seharusnya di pasang, tidak di lakukan untuk mengurangi ongkos operasional dan prosedur.

Akhirnya terjadi bencana alam di Sidoarjo dengan merugikan Indonesia dan masyarakat sekitar, karena di sebabkan Si Penjahat Bakrie ini, setelah itu pun dia telah banyak mengumbar janji akan mengganti seluruh kerugian. Tetapi, di tahap awal saja sudah banyak kendala dan alasan dari di Penjahat ini. Kendala dan alasan yang berbelit-belit serta tidak masuk akal terus di lancarkan untuk berusaha melarikan diri secara terus menerus.

Padahal, pada saat yang bersamaan Putri si Penjahat juga menikah, dan mengeluarkan dana hingga Puluhan Milliar rupiah yang di support si Bakrie ini.. Bayangkan saja Hati masyarakat yang tertipu dan di rugikan oleh tindakan Orang ini..!?  Hingga terakhir si Penjahat menyatakan bahwa sudah tidak kuat untuk membayar tanggung jawabnya,  tetapi bertepatan dengan waktu itu Dia melakukan Munas Golkar di bali, dengan menyewa seluruh Hotel, dan memberikan "Uang Jajan" pada peserta Munas Rp 500.000.000,- / kepala (Untuk sogokan hak kepemilihan Bakrie) dengan total Ratusan milliar hingga Triliunan rupiah. 

Dengan perilaku seperti itu, apakah masuk akal bahwa Dia tidak bisa membayar hutang sebesar 781 milliar? Aneh kan??

Pak Jokowi berbeda dengan Pak Esbeye, Pak Esbeye masih bisa "Dibeli" dan "Ditipu" oleh Si Penjahat, tetapi Pak Jokowi tidak akan bisa. Pak Esbeye pada jaman terdahulu telah melakukan "Deal" pada Bakrie dengan sesuatu hal. Yang memang terlihat sekali kan Sepak terjang Esbeye dan metode Pencitraannya.

Pak Jokowi mau menutup utang di Penjahat, karena memikirkan Rakyat Indonesia yang kesulitan dan di rugikan oleh Si Penjahat ini. Bukan karena mengakui bahwa "Bencana alam" tetapi dengan alasan Mengayomi Rakyat dan Kesejahteraan. Seharusnya pemerintah Indonesia bisa bertindak lebih tegas lagi, dengan menyita seluruh Asset Si Penjahat, hingga menyentuh Angka rupiah yang sesuai dengan utangnya, Agar dapat menjadi contoh pengusaha yang lain.

Hidup Indonesia...!! Semangat Pak Jokowi..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bebas dan bermanfaat membangun Bangsa Indonesia