Haii... Aku Pak.Cletuk !!

Hallo Masyarakat Indonesia.. Kita masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang hebat. Dari negeri Indonesia yang "HEBAT" buktinya.. Kita menganut dasar PANCASILA, Negara yang DEMOKRASI, Jalur Perdagangan yang sangat BERPOTENSI, serta memiliki kekayaan alam yang membuat decak kagum masyarakat dunia lain.
"Tapi" sayangnya banyak sekali yang menggunakan Hal-hal tersebut dengan salah di tangan yang salah.

Blog Celetuk Politik Indonesia, hanya ingin mendengarkan dan berbicara dari hati, kepada masyarakat lain serta pemerintah agar kami dapat dan bisa berkomunikasi dua arah dengan baik.

Kamis, 01 Januari 2015

BMKG: Air Asia Terbang dengan "KELALAIAN" !!





TEMPO.CO, Jakarta - Kejanggalan demi kejanggalan menyertai penerbangan terakhir Air Asia QZ8501. Di darat, pilot disebut tak mengambil dokumen cuaca dan keselamatan. Di udara, Air Traffic Control, yang tak cukup informasi soal cuaca, pun terlambat merespons permintaan pilot.

Berikut ini penelusuran Tempo di balik musibah Air Asia QZ8501.

1. Tanpa Dokumen CuacaAir Asia baru mengambil bahan informasi cuaca 42 menit setelah pesawat Air Asia QZ8501 menghilang. Hal ini terungkap melalui dokumen yang dikirim Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kepada Menteri Perhubungan pada 31 Desember 2014. BMKG tak membantah dokumen tersebut.

Pesawat AirAsia QZ8501 terbang tanpa membawa laporan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Kepala BMKG Andi E Sakya mengatakan padahal saat itu citra satelit menangkap beberapa wilayah di Indonesia berawan dan berpotensi tumbuh awan kumolonimbus.

"AirAsia mengambil laporan cuaca pada pukul 07.00 WIB," kata Andi melalui pesan singkat pada Kamis, 1 Januari 2015. Padahal, pesawat tersebut terbang sekitar pukul 06.00 WIB. Petugas Flight Operations Officer (FOO) tersebut baru mengambil setelah hilang kontak.

Andi menuturkan tidak adanya laporan cuaca yang dibawa AirAsia QZ8501 sempat menjadi pembahasan dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Dalam rapat tersebut, BMKG menunjukan keharusan maskapai penerbangan mengantongi prakiraan cuaca BMKG dalam menyusun rencana terbang.

Keharusan tersebut dituangkan dalam Civil Aviation Safety Regulation bagian 121. Dalam presentasi dihadapan Presiden, BMKG menyebut, "Setiap penerbangan yang menggunakan prakiraan cuaca harus mendapat prediksi dari lembaga resmi di negara asal, dalam hal ini BMKG."

Dalam presentasi tersebut juga disebutkan ada dua pesawat yang terbang dari Surabaya dengan tujuan Singapura yaitu Cina Airlines 752 yang terbang pukul 06.05 WIB dan Garuda Airlines pada pukul 07.30 WIB. Kedua pesawat ini mengambil laporan cuaca BMKG.


2. Terbang dalam PeringatanEuropean Aviation Safety Agency memperingatkan maskapai ihwal pesawat Airbus tipe tertentu agar mewaspadai potensi pesawat lepas kendali ketika menanjak. Dokumen itu diterbitkan pada 9 Desember 2014 dan ditujukan untuk Airbus jenis A320-216 seperti yang dipakai Air Asia.

3. Hambatan KomunikasiATC di Bandara Soekarno-Hatta tidak memberi tahu cuaca buruk di atas Selat Karimata. Padahal BMKG mengetahui keberadaan awan kumulonimbus yang menjulang hingga ketinggian 40 ribu kaki. Permintaan pilot Air Asia QZ8501 untuk terbang lebih tinggi baru dibalas setelah lebih dari 2 menit.


Waduhh... Pak Celetuk kaget sekali dengan adanya kabar tersebut..!! Bagaimana Air Asia?? Kok sebagai Maskapai Udara yang membawa banyak penumpang hingga melupakan 3 Faktor Standard Operasional. 

Berarti kecelakaan tersebut jelas juga adanya unsur kelalaian dari pihak Maskapai serta Pilot Air Asia QZ 8501, Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?? Apalagi 3 Unsur tersebut berupa Safety yang sangat penting untuk Penerbangan tersebut.

Bagaimana tanggung jawab pihak Air Asia, terhadap akibat dari kelalaian tersebut??

Turut Berduka cita Untuk seluruh Korban kecelakaan Air Asia QZ 8501.

Hidup Indonesia..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bebas dan bermanfaat membangun Bangsa Indonesia